Buku yang akan kita review kali ini adalah buku Same As Ever karya Morgan Housel. Jika dalam tulisan sebelumnya (Review buku Who Moved my Cheese?) kita belajar banyak tentang perubahan dan bagaimana menghadapinya, maka dalam buku ini kita akan banyak belajar tentang hal-hal yang tidak pernah berubah dari kehidupan manusia.
Sekilas Tentang Penulis dan Buku ini
Bagi beberapa pembaca sudah mengenal Morgan Housel, lewat karyanya buku The Psychology of Money yang sangat fenomenal terkait keuangan. Penulis kembali hadir dengan buku Same as Ever yang membahas bukan hanya soal keuangan tapi aspek-aspek lain yang lebih luas.
Sama seperti di Buku The Psychology of Money, penulis menggunakan gaya penulisan yang sederhana tapi penuh wawasan melalui cerita-cerita dalam buku, Housel membawa kita merenungkan pola-pola kehidupan yang dirasa biasa saja, tapi sebenarnya punya pelajaran mendalam.
Same as Ever membahas tentang bagaimana banyak hal dalam hidup sebenarnya tidak berubah, kita saja yang sering lupa. Penulis mengajak pembaca untuk menyadari bahwa perubahan yang kita anggap besar, kadang hanyalah siklus yang berulang. Melalui 23 cerita pendek dalam setiap bagiannya, penulis mengeksplorasi pola-pola yang berulang dalam kehidupan manusia, mulai dari finansial, hubungan, hingga bagaimana kita menghadapi ketidakpastian.
Pengetahuan tentang hal-hal yang tidak pernah berubah lebih berguna dan lebih penting daripada prediksi yang tidak pasti tentang masa depan yang tidak dapat diketahui. – Morgan Housel.
3 Poin Penting dari Buku
- Sejarah Selalu BerulangHousel menekankan bahwa banyak peristiwa di masa kini sebenarnya mirip dengan yang sudah terjadi sebelumnya. Entah itu dalam hal ekonomi, teknologi, atau bahkan emosi manusia, pola-pola tersebut terus berulang.
- Manusia Itu Tidak Banyak BerubahWalaupun teknologi makin canggih dan dunia terasa bergerak lebih cepat, sifat dasar manusia tetap sama. Kita masih mencari rasa aman, cinta, dan pengakuan, seperti nenek moyang kita dulu.
- Pentingnya Perspektif Jangka PanjangHidup sering kali terasa rumit karena kita terlalu fokus pada masalah-masalah kecil dalam jangka pendek. Dengan mengambil langkah mundur dan melihat gambaran besar, kita bisa memahami bahwa banyak hal yang kita khawatirkan sekarang sebenarnya tidak akan relevan dalam beberapa tahun ke depan.
Penutup
Buat kamu yang suka buku isinya daging semua tapi tidak bikin kolesterol (pusing bacanya), Same as Ever adalah bacaan yang cocok karena gaya bahasanya santai, namun tetap penuh makna. Sekian review buku Same as Ever kali ini.