Ruangbuku.org – Web Development
- Klien Putri Sakina
- Tanggal 3 Maret 2019
Digital Marcomm Enthusiast, Freelancer yang punya beberapa usaha kecil-kecilan. :)) #belajar #berkarya #bermakna
Membantu mendesain dan mendevelopment website, untuk kebutuhan perusahaan dan personal.
Membantu membuat desain company profile perusahaan dan desain konten media sosial perusahaan.
Membantu riset, perencanaan dan pengelolaan konten untuk media sosial misalnya Instagram.
Ruangbuku.org adalah website profil untuk komunitas literasi Ruang Buku Konawe yang ada di Sulawesi Tenggara. Ruang Buku Konawe memiliki tujuan untuk meningkatkan budaya literasi dengan meningkatkan minat baca kepada masyarakat di daerahnya.
Kebutuhan
Klien membutuhkan website untuk menampilkan profil komunitasnya. Mulai dari penjelasan dan sejarah komunitasnya, menampilkan foto kegiatan yang pernah dilakukan dan informasi anggota komunitas. Selain itu, juga rencananya akan berjualan buku jadi perlu ada katalog buku yang dijual.
Desain
Tampilan website one page satu halaman untuk kemudahan menampilkan semua informasi yang dibutuhkan. Kecuali bagian tulisan dan katalog buku. Desain dibuat simpel dengan perpaduan warna putih dan kuning sesuai dengan warna logo komunitas. Pengerjaan termasuk cepat hanya butuh waktu 5 hari.
Talenta Wirausaha adalah komitmen BSI dalam membangun pemuda di sektor kewirausahaan. Talenta Wirausaha BSI terdiri dari program pelatihan dan kompetisi wirausaha muda Indonesia.
Maraja-advocates.com adalah website profile untuk salah satu firma hukum yang ada di Jakarta yaitu Maraja Advocates.
Kebutuhan
Klien membutuhkan website profil untuk firma hukumnya, dibuat simpel karena untuk keperluan presentasi kepada client. Website berisi detail informasi tentang Maraja Advocates.
Desain
Desain dibuat sederhana dan tampil elegan dengan perpaduan warna hitam dan emas. Tantangan dalam pengerjaan website ini adalah waktu yang mepet deadline pengerjaan 2 hari karena kebutuhan untuk melakukan presentasi dalam waktu singkat.
Slefoundation.id adalah website profil yang dibuat oleh SLE Foundation. Sebuah lembaga filantropi sekaligus lembaga yang bergerak untuk kemanusiaan. SLE Foundation hadir dengan mengusung visi menjadi yayasan modern dan terpercaya melalui pemberdayaan dan program sosial yang berdampak bagi masyarakat untuk Indonesia maju dan sejahtera.
Kebutuhan
Klien membutuhkan website profil untuk memberikan informasi umum terkait yayasan dan menginformasikan aktifitas yang sedang dilakukan. Foto-foto kegiatan dan artikel yang dimuat oleh media juga perlu dimasukkan untuk menambah kredibilitas yayasan.
Desain
Desain dibuat penggunaan warna merah agar sesuai dengan kesan merah yang ada pada logo yayasan. Waktu pengerjaan diminta cepat membutuhkan waktu hanya 1 minggu.
Ariefrosyid.id adalah website personal untuk Muhammad Arief Rosyid Hasan aktivis pemuda dan ekonomi syariah. Mantan ketua umum PB HMI (2013-2015) dan saat ini mendapatkan amanah sebagai Komisaris Independen Bank Syariah Indonesia (BSI).
Kebutuhan
Klien membutuhkan website personal untuk memuat tulisan, baik tulisan personal atau tulisan yang dimuat di media nasional. Selain itu juga untuk menampilkan informasi probadi.
Desain
Desain dibuat elegan dengan perpaduan warna putih, hitam dan merah. Tidak ada hambatan dalam pembuatan, cuma beberapa tambahan kecil. Pengerjaan membutuhkan waktu 2 minggu.
Titah Law Firm adalah salah satu firma hukum yang ada di Jakarta. Titah Law Firm berfokus pada penyediaan layanan hukum dengan standar profesional global tertinggi untuk klien domestik dan internasional.
Kebutuhan
Klien membutuhkan company profile dengan tampilan menarik dan mewah, dalam waktu 1 hari.
Desain
Perpaduan warna hitam dan emas sangat cocok untuk menampilkan kesan mewah.
Pengerjaan cepat dan sesuai kebutuhan. Komunikasi juga tidak ada kendala.
Hasil sesuai permintaan dan pengerjaan tidak lama.
Desainnya simpel dan sesuai kebutuhan.
Buku yang akan kita review kali ini adalah buku Same As Ever karya Morgan Housel. Jika dalam tulisan sebelumnya (Review buku Who Moved my Cheese?) kita belajar banyak tentang perubahan dan bagaimana menghadapinya, maka dalam buku ini kita akan banyak belajar tentang hal-hal yang tidak pernah berubah dari kehidupan manusia.
Bagi beberapa pembaca sudah mengenal Morgan Housel, lewat karyanya buku The Psychology of Money yang sangat fenomenal terkait keuangan. Penulis kembali hadir dengan buku Same as Ever yang membahas bukan hanya soal keuangan tapi aspek-aspek lain yang lebih luas.
Sama seperti di Buku The Psychology of Money, penulis menggunakan gaya penulisan yang sederhana tapi penuh wawasan melalui cerita-cerita dalam buku, Housel membawa kita merenungkan pola-pola kehidupan yang dirasa biasa saja, tapi sebenarnya punya pelajaran mendalam.
Same as Ever membahas tentang bagaimana banyak hal dalam hidup sebenarnya tidak berubah, kita saja yang sering lupa. Penulis mengajak pembaca untuk menyadari bahwa perubahan yang kita anggap besar, kadang hanyalah siklus yang berulang. Melalui 23 cerita pendek dalam setiap bagiannya, penulis mengeksplorasi pola-pola yang berulang dalam kehidupan manusia, mulai dari finansial, hubungan, hingga bagaimana kita menghadapi ketidakpastian.
Pengetahuan tentang hal-hal yang tidak pernah berubah lebih berguna dan lebih penting daripada prediksi yang tidak pasti tentang masa depan yang tidak dapat diketahui. – Morgan Housel.
Buat kamu yang suka buku isinya daging semua tapi tidak bikin kolesterol (pusing bacanya), Same as Ever adalah bacaan yang cocok karena gaya bahasanya santai, namun tetap penuh makna. Sekian review buku Same as Ever kali ini.
Buku yang akan kita review kali ini berjudul “Who Moved My Cheese” karya Spencer Johnson. Seperti buku sebelumnya, buku ini pertama kali saya dengar dari mas Pandji Pragiwaksono ketika sedikit membahas tentang perubahan dalam hidup di siniar Work Life Trampoline (Saya lupa episode yang mana hehehe). Buku ini ditulis ringan namun sarat makna tentang bagaimana kita menghadapi perubahan dalam hidup. Saya menyelesaikan buku ini dalam sekali duduk karena seru dan menariknya buku ini, terlepas buku ini juga hanya 125 halaman. :))
Spencer Johnson adalah seorang penulis hebat menurut saya karena bisa menyampaikan ide-ide kompleks melalui cerita yang sederhana. Salah satu yang paling populer adalah “Who Moved My Cheese?”yang kita bahas dalam tulisan ini. Meski buku ini terbit 22 tahun lalu (2002) dan penulisnya juga sudah meninggal tahun 2017. Namun, kita bisa tetap mengambil banyak pelajaran melalui cerita dalam buku ini.
Cerita di buku ini berfokus pada empat karakter yang hidup di sebuah labirin: dua tikus bernama Sniff dan Scurry, serta dua kurcaci kecil seukuran tikus bernama Hem dan Haw. Mereka semua mencari “keju” sebagai simbol dari apa yang mereka inginkan dalam hidup, entah itu karir, kesuksesan, atau kebahagiaan. Serta “labirin” simbolisasi tempat dimana mereka mencari “keju” tersebut.
Dalam buku kemudian diceritakan kalau “keju” dari ke empat karakter tersebut menghilang, membuat masing-masing karakter harus memutuskan apakah mereka akan mencari keju baru atau tetap bertahan di tempat yang sama dan meratapi kehilangan mereka.
Kita banyak belajar tentang sikap dalam hadapi perubahan dari review buku “Who Moved My Cheese?” yang mungkin terlihat sederhana, tapi pesan yang disampaikan sangat relevan dengan situasi kita sehari-hari. Buku ini seakan-akan mengajak pembaca untuk merenung sejenak dan bertanya pada diri sendiri: apakah kita dalam kehidupan sehari-hari adalah karakter Sniff dan Curry atau seperti Hem dan Haw?
Buku ini sangat cocok untuk kamu yang lagi merasa stuck atau sedang menghadapi perubahan dalam hidup, buku ini menjadi buku yang sangat saya rekomendasikan untuk kamu baca. Bukan sekadar cerita, tapi juga jadi pengingat untuk lebih berani memulai hal baru.
Buku yang akan kita review kali ini adalah buku Zero to One karya Peter Thiel, buku ini terkait bisnis khususnya startup yang mengajak kita untuk berpikir kembali tentang makna inovasi dan kiat-kiat membangun perusahaan. Saya pertama kali mendengar tentang buku ini dari bang Pandji Pragiwaksono dalam siniar Work Life Trampoline, bang Pandji menjelaskan ketika mewawancarai calon pegawai selalu menanyakan satu pertanyaan penting yaitu “Apa yang kamu yakini benar tapi orang lain tidak setuju?”. Pertanyaan tersebut menurut bang Pandji berasal dari buku Zero to One, karena penasaran saya akhirnya membeli dan membaca buku Zero to One.
Peter Thiel selain sebagai penulis buku juga merupakan sosok yang terkenal di dunia startup dan teknologi. Dia adalah salah satu pendiri PayPal dan Palantir Technologie, Peter Thiel juga investor awal di Facebook dan banyak startup sukses lainnya. Kehebatannya mengenali potensi dan mengembangkan perusahaan baru membuat buku ini sangat cocok bagi kamu yang tertarik dengan dunia bisnis dan inovasi.
Di buku ini penulis mengajak pembaca untuk berpikir di luar kotak, dengan fokus pada bagaimana menciptakan sesuatu yang benar-benar baru (zero to one) dibandingkan hanya memperbaiki atau meniru sesuatu yang sudah ada (one to n). Menariknya buku ini didasarkan pada kuliah yang diajarkan Thiel di Stanford University yang ditulis oleh salah satu mahasiswanya yang bernama Blake Masters. Hal menarik lainnya, buku ini ditulis dengan gaya bercerita atau story telling yang baik sehingga sangat mudah dibaca dan dimengerti bahkan oleh orang yang tidak terlalu minat dengan tema bisnis sekalipun.
Ada 5 poin penting yang bisa kita ambil pelajaran dari buku ini yaitu:
Melalui buku Zero to One belajar tentang bisnis dan inovasi. Peter Thiel mengajak kita untuk berpikir lebih dalam tentang bagaimana menciptakan sesuatu yang benar-benar baru ketimbang hanya mengikuti apa yang sudah ada. Buku ini sangat cocok untuk kamu yang tertarik dengan dunia bisnis, startup dan inovasi. Penulis tidak hanya memberikan teori, tetapi juga contoh nyata dan strategi yang dapat diterapkan langsung dalam kehidupan.
Buku yang akan kita review kali ini adalah buku yang akhirnya membantu saya menyelesaikan tesis yang tertunda hampir setahun, judul bukunya 5 Second Rule karya Mel Robbins. Di buku ini, kita akan mengenal aturan 5 detik supaya tidak malas dan menunda.
Sedikit flashback, buku ini saya beli setelah beberapa waktu mencari cara dan tips agar bisa rajin dan produktif. Waktu itu memang rasanya seperti stuck dan hari-hari yang dilewati seperti kosong karena dilalui dengan penyesalan akibat penundaan kegiatan penting (menyelesaikan tesis), sampai akhirnya mendengar dari salah satu podcast yang membahas aturan 5 detik dan menyebutkan buku ini.
Mel Robbins adalah seorang penulis dan motivator dari Amerika Serikat yang dikenal karena pendekatan praktisnya terkait pengembangan diri. Bukunya, telah membantu jutaan orang mengatasi penundaan dan melanjutkan impiannya, termasuk saya hehehe.
“The 5 Second Rule” adalah buku yang simpel dan praktis. Saya selesai membaca buku ini hanya dalam sehari, meski kemudian saya membacanya kembali berulang-ulang untuk memotivasi diri. Inti dari buku ini adalah konsep yang penulis sebut sebagai “The 5 Second Rule atau aturan 5 detik”.
Sebuah teknik sederhana yang bisa membantu melawan penundaan, ketakutan, dan keraguan diri dalam waktu singkat. Sederhananya yang perlu diingat soal aturan 5 detik ini adalah jika kita memiliki keinginan untuk melakukan sesuatu, kita harus langsung melakukan tindakan itu dalam 5 detik. Jika tidak, otak kita akan mengesampingkan keinginan tersebut atau malah melupakannya sama sekali. Hal inilah yang sering membuat kita malas dan menunda-nunda.
Di awal buku, Mel Robbins menceritakan bahwa aturan 5 detik ini muncul saat dia berada di titik terendah dalam hidupnya. Dia merasa terjebak dalam rutinitas yang negatif dan enggan bangun dari tempat tidur setiap pagi. Suatu pagi, setelah sebelumnya melihat peluncuran roket yang melakukan hitungan mundur, dia terinspirasi dan memutuskan untuk menghitung mundur dari lima lalu kemudian bangun seperti roket.
Di buku ini dijelaskan bahwa penundaan sering kali terjadi karena kita memberi terlalu banyak ruang bagi otak kita untuk berpikir dan akhirnya mencari alasan untuk tidak melakukan sesuatu. Dengan menggunakan “The 5 Second Rule” kita mencegah otak dari menganalisis secara berlebihan dan memberi diri kita dorongan untuk bertindak sebelum rasa takut atau ragu muncul.
Aturan lima detik membantu kita mengambil langkah-langkah kecil menuju keberanian. Misalnya, jika kita takut berbicara di depan umum, kita bisa menggunakan aturan ini untuk segera berdiri dan mulai berbicara sebelum rasa takut dan ragu mengambil alih.
Mel Robbins menjelaskan bahwa kebiasaan buruk bisa diubah dengan tindakan kecil yang konsisten. Dengan menggunakan aturan lima detik, kita bisa memutus pola kebiasaan negatif dan menggantinya dengan tindakan positif. Misalnya, daripada memeriksa media sosial saat bangun tidur, coba menghitung mundur dan langsung mulai berolahraga.
Dengan menghilangkan penundaan, kita menjadi lebih produktif. Di buku ini Mel Robbins juga menyertakan penjelasan ilmiah tentang mengapa aturan ini efektif. Dia menjelaskan bagaimana otak kita bekerja dan bagaimana tindakan cepat bisa mengalahkan mekanisme alami otak yang cenderung menahan kita dari mengambil risiko atau melakukan hal-hal yang menantang.
Dari buku The 5 Second Rule kita belajar caranya tidak menunda dan menjadi lebih produktif. Buku yang menawarkan solusi praktis dan mudah diterapkan untuk mengatasi penundaan, rasa takut dan keraguan diri. Dengan gaya bahasa yang mudah dimengerti melalui contoh nyata, buku ini tidak hanya menginspirasi tetapi juga praktis. Sangat cocok untuk kamu yang merasa bosan dengan rutinitas dan sering menunda-nunda kerjaan, buku ini wajib untuk kamu baca dan terapkan aturannya.
Buku yang akan kita review kali ini adalah buku “Rich Dad Poor Dad” salah satu buku fenomenal yang ditulis oleh Robert Kiyosaki. Di buku ini kita akan belajar keuangan dari perbandingan antara “Ayah Kaya” dan “Ayah Miskin”. Saya pertama kali membaca buku ini ketika pandemi covid tahun 2020 karena rekomendasi influencer keuangan, waktu itu saya memang lagi semangat-semangatnya mencari tahu soal pengelolaan keuangan. Buku ini mengubah banyak pandangan dan mindset saya terkait uang dan pengelolaan keuangan.
Robert Kiyosaki sendiri adalah seorang pengusaha, investor, motivator, dan penulis terkenal di bidang keuangan. Sebagai pengusaha sukses, pengalaman dan pengetahuannya itulah yang menjadi dasar pandangannya menjelaskan cara-cara dan tips dalam mengelola keuangan dalam buku ini. Dia dikenal karena pernyataan yang kontroversial tentang keuangan tetapi menginspirasi banyak orang misalnya pandangannya tentang “Rumah bukanlah Aset”.
Buku ini telah mengubah paradigma banyak orang tentang kekayaan, pendidikan, dan pengelolaan keuangan, termasuk saya sendiri. Ini buku keuangan pertama yang ketika saya baca rasanya ringan karena menjelaskannya melalui cerita pengalaman pribadi yang dialami penulisnya. Rich Dad Poor Dad ini dimulai dengan cerita tentang dua figur Ayah dalam hidup penulis: ayah kaya (Rich Dad) dan ayah miskin (Poor Dad). Melalui perbandingan antara dua ayah ini, Robert Kiyosaki menjelaskan perbedaan pandangan dan nilai-nilai yang mereka ajarkan kepadanya.
Di buku ini dijelaskan bahwa pendidikan formal tidak cukup untuk mencapai kebebasan finansial karena di sekolah tidak diajarkan literasi finansial tentang keuangan dan investasi. Padahal literasi finansial adalah kunci dalam membangun kekayaan, literasi finansial bukan hanya bagaimana mendapatkan uang sebanyak-banyaknya, tapi juga bagaimana cara kita mengelola uangnya.
Buku ini juga sangat menekankan pentingnya membedakan aset dan liabilitas. Sederhananya Aset menghasilkan uang, Liabilitas mengeluarkan uang. Untuk itu penting membangun aset dan menghindari liabilitas. Tipsnya beli aset yang bisa menghasilkan uang misalnya saham, bukan liabilitas seperti membeli mobil yang setiap bulannya memerlukan pengeluaran tambahan.
Selain itu, Kiyosaki menekankan pentingnya memiliki mentalitas kaya. Ini terkait perspektif kita tentang uang, mengatasi ketakutan dan rasa tidak aman soal uang, serta mengembangkan kemampuan untuk melihat peluang investasi di sekitar kita. Misalnya ketika melihat barang mahal, otak kita biasanya langsung berpiki “Oh mahal, pasti tidak bisa dibeli”. Tapi coba kita ubah sedikit perspektifnya jadi “Bagaimana yah caranya biar bisa beli ini?” Dengan begitu, secara tidak langsung kita melatih otak kita mencari cara untuk mendapatkan hal tersebut.
Melalui buku ini kita belajar keuangan dari ayah kaya dan ayah miskin. Menurutku buku Rich Dad Poor Dad bukan sekadar buku keuangan, tetapi juga tentang pandangan hidup dan cara berpikir yang diperlukan untuk mencapai kebebasan finansial. Meskipun banyak juga yang menganggap buku ini katanya terlalu teoritis. Tentu saja, tidak semua teori di buku ini bisa kita telan mentah-mentah karena yang namanya keuangan itu sangat personal jadi perlu disesuaikan dengan kondisi masing-masing orang. Buku ini sangat saya rekomendasikan untuk yang mau belajar keuangan karena isi bukunya ringan untuk dibaca dan perspektifnya yang cukup membuka mata kita soal keuangan.
Buku yang akan kita review kali ini berjudul “A Dog Called Money” yang ditulis oleh Bodo Schafer. Kita akan belajar tentang uang dari Anjing bernama “Money” yang diceritakan di dalam buku. Saya membeli buku ini karena melihat postingan mbak Kalis Mardiasih tentang buku ini di Instagram. Judul bukunya sangat menarik, isi bukunya juga tak kalah menariknya.
Bodo Schafer dikenal sebagai penulis dan pembicara yang ahli dalam bidang keuangan dan berhasil memotivasi banyak anak muda menjadi melek keuangan. Dalam buku ini, penulis menyajikan sejumlah konsep dan prinsip pengelolaan uang dengan bijak dan bagaimana memanfaatkannya untuk mencapai kesuksesan dalam kehidupan melalui cerita dari tokoh-tokoh dalam bukunya.
Buku ini baru saja diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, yang saya baca adalah cetakan pertama Februari 2024. Isi buku ini termasuk ringan untuk dibaca bahkan untuk anak-anak, karena disajikan melalui cerita dan kisah perjalanan dari tokoh utama bernama Kira dan Anjingnya bernama Money. Ada juga tokoh lainnya seperti Maggie, Pak Goldstein, dan Bu Trenton.
Buku ini terdiri dari beberapa cerita pendek yang membahas berbagai aspek terkait keuangan dan psikologi mengenai uang. Dimulai dengan cerita tentang Kira dan kaleng impiannya, kemudian petualangannya mendapatkan uang, melunasi utang orang tuanya sampai menjadi pembicara untuk memotivasi anak-anak seumurannya tentang uang.
Melalui cerita tersebut penulis mencoba memberikan gambaran tentang pentingnya memiliki sikap yang benar terhadap uang dan bagaimana sikap ini kemudian memengaruhi kesuksesan finansial seseorang. Penulis juga menekankan pentingnya memiliki pola pikir yang positif dan disiplin dalam mengelola uang.
Selain itu, buku ini juga membahas topik-topik seperti manajemen utang, investasi, dan bagaimana mempertahankan kekayaan. Pelajaran lainnya dari buku ini adalah pentingnya kendali atas keuangan pribadi. Selain itu belajar dari kegagalan dan terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan finansial.
Salah satu bagian menarik yang paling saya sukai dari buku ini adalah kisah tentang Angsa bertelur Emas, yang menekankan pentingnya rasa sukur, kebijaksanaan dan tidak serakah. Cerita tentang Angsa bertelur Emas ini merupakan cerita rakyat yang bisa kamu cari di google jika penasaran ingin membaca ceritanya.
Dan yang terakhir jangan pikir buku ini hanya teori dan tidak bisa dipraktekkan, justru penulis sangat menekankan pembaca untuk bertindak dan mengimplementasikan prinsip-prinsip yang diajarkan dalam buku ini. Contoh praktis yang bisa kamu coba terapkan misalnya membuat daftar 10 alasan kenapa ingin menjadi kaya, menulis jurnal kesuksesan dan aturan 72 jam untuk beraksi.
Buku ini cocok dan sangat saya rekomendasikan untuk kamu yang baru tertarik soal keuangan, ingin meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mengelola keuangan. Di buku ini kamu akan belajar tentang uang dari anjing bernama “Money” yang diceritakan oleh penulis dengan gaya penulisan yang ringan dan mudah dipahami.